Pemkot Cimahi Perkuat Kesiapsiagaan Zoonosis, 75 Kader Kelurahan Ikuti Bimtek

Gentra Jabar, KOTA CIMAHI — Pemerintah Kota (Pemkot) Cimahi melalui Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) resmi membuka kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Kader Zoonosis di Aula Gedung B Kompleks Perkantoran Pemkot Cimahi, Selasa (2/12/2025). Pelatihan ini digelar untuk memperkuat kapasitas kader dalam pencegahan, deteksi dini, pelaporan, dan penanganan awal penyakit zoonosis yang berpotensi muncul di tengah masyarakat.

Kepala Dispangtan Kota Cimahi, Tita Mariam, yang membuka acara tersebut, menegaskan bahwa penyakit zoonosis semakin perlu diwaspadai seiring perubahan lingkungan, meningkatnya populasi hewan peliharaan, dan tingginya mobilitas penduduk. Kondisi Kota Cimahi yang padat penduduk serta banyaknya titik interaksi manusia dan hewan, menurutnya, membuat kewaspadaan harus ditingkatkan.

“Dengan banyaknya pasar, pemukiman padat, serta wilayah yang berpotensi menjadi tempat pergerakan hewan liar, Cimahi membutuhkan sistem kesehatan masyarakat yang mampu mendeteksi dan merespons potensi zoonosis sejak dini,” ujar Tita saat membacakan sambutan Wali Kota Cimahi, Ngatiyana.

Ia menegaskan bahwa para kader zoonosis memegang peran vital sebagai ujung tombak di tingkat kelurahan. Mereka menjadi pihak yang paling dekat dengan masyarakat sekaligus penghubung antara pemerintah dan warga dalam upaya pengendalian penyakit.

“Kegiatan ini bukan sekadar pelatihan. Ini adalah investasi jangka panjang bagi peningkatan kualitas kesehatan masyarakat Cimahi,” imbuhnya.

Pemkot Cimahi, lanjut Tita, berkomitmen memperkuat pengendalian zoonosis melalui pendekatan One Health, yakni kolaborasi antara kesehatan manusia, kesehatan hewan, dan kelestarian lingkungan. Pendekatan ini terbukti efektif di banyak daerah dalam menekan risiko penyakit menular dari hewan ke manusia.

Ia juga mengajak seluruh peserta agar aktif mengikuti rangkaian Bimtek dan menerapkan ilmunya di lapangan. “Kader harus mampu menyampaikan laporan dengan cepat agar kasus dapat segera ditangani dan tidak berkembang menjadi Kejadian Luar Biasa,” tegasnya.

Kepada media, Tita menjelaskan bahwa pembentukan kader zoonosis tingkat kelurahan merupakan tindak lanjut arahan pemerintah pusat. Para kader berperan melakukan pemantauan, pendataan, hingga pelaporan cepat jika ditemukan gejala penyakit seperti rabies, leptospirosis, flu burung, maupun antraks.

“Mereka ini perpanjangan tangan Dispangtan. Informasi dari lapangan harus cepat masuk agar kami bisa segera menindaklanjutinya, karena beberapa penyakit seperti rabies memiliki risiko tinggi bagi manusia maupun hewan,” tuturnya.

Dispangtan juga akan berkolaborasi dengan Puskeswan dan Bidang Peternakan agar mekanisme pelaporan dan penanganan bisa berjalan lebih efektif. Laporan dari kader dapat langsung ditindaklanjuti oleh dinas maupun unit teknis terkait.

Sementara itu, Kepala Bidang Pertanian dan Perikanan Dispangtan Cimahi, Teja Dahliawati, menyampaikan bahwa Bimtek ini bertujuan meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kesiapsiagaan kader yang mewakili 15 kelurahan di Kota Cimahi. Setiap kelurahan mengirim lima orang anggota yang terdiri dari unsur pemerintah kelurahan, kader kesehatan, Babinsa, Bhabinkamtibmas, dan Pokjanal Kelurahan Siaga Sehat.

“Total peserta yang mengikuti Bimtek hari ini sebanyak 75 orang. Mereka akan dilatih untuk melakukan edukasi, menggerakkan masyarakat, hingga pelaporan kasus zoonosis prioritas,” kata Teja.

Kegiatan Bimtek menghadirkan narasumber dari Direktorat Kesehatan Masyarakat Veteriner Kementerian Pertanian RI, perwakilan Kodim 0609 Cimahi, Polres Cimahi, serta OPD dan kecamatan terkait. Pelatihan dijadwalkan berlangsung hingga Kamis (4/12/2025) di UPTD Balai Benih Ikan Air Tawar Kota Cimahi.

Dengan kapasitas kader yang semakin kuat, Pemkot Cimahi berharap sistem deteksi dini dan respons terhadap ancaman zoonosis dapat berjalan lebih cepat dan tepat, sehingga masyarakat tetap aman dan terlindungi. (Annisa)