Dukungan Terminal Peti Kemas terhadap Pengembangan Dashboard Kinerja Logistik Nasional
Jakarta - Keberadaan logistik nasional yang efisien memegang peranan krusial dalam pembentukan dan pemantapan perekonomian suatu negara. Sistem logistik yang mumpuni mampu menekan biaya transportasi dan durasi pengiriman yang secara simultan mendongkrak efisiensi operasional di semua lini ekonomi termasuk di dalamnya memastikan distribusi barang-barang esensial mencakup bahan baku, produk olahan, dan barang konsumsi yang dapat menjangkau seluruh negeri dan menstimulasi pertumbuhan ekonomi yang lebih merata.
BAPPENAS mencatat biaya logistik Indonesia pada tahun 2022 masih tergolong tinggi yakni sebesar 14,29% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan menargetkan penurunan persentase Biaya Logistik Nasional terhadap PDB menjadi 12,5% di tahun 2029 dan 8% di tahun 2045.
Dalam mencapai target tersebut, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dengan asistensi dari Bank Dunia menginisiasi pengembangan Dashboard Kinerja Logistik Nasional yang sesuai dengan standard best practice internasional untuk mengukur efisiensi dan efektivitas kinerja logistik di Indonesia.
Asisten Deputi Pengembangan Logistik Nasional Kemenko Perekonomian Pujo Setio memimpin koordinasi yang dilaksanakan di Ruang Rapat PT New Priok Container Terminal One didampingi oleh Direktur Operasi New Priok Container Terminal One (NPCT 1) Rino Wisnu Putro pada Kamis (08/05). Turut hadir perwakilan PT. Pelabuhan Indonesia (Pelindo), Jakarta International Container Terminal 1 (JICT 1), Jakarta International Container Terminal 2 (JICT 2), Terminal Peti Kemas KOJA, dan Mustika Alam Lestari (MAL).
Dalam diskusi mengenai pengembangan dashboard yang di asistensi oleh World Bank berlangsung aktif dengan pembahasan khusus yaitu Indicator Maritime: Ship Turn Around and Container Dwell Time Import dan Export. Dalam hal ini, perlu dilakukan penelitian tiap indikator dimulai dari scope, definisi, formula perhitungan hingga data quality antarpihak yang terlibat agar selaras dengan tujuan dashboard yang akan dibangun.
Terhadap inisiasi pengembangan Dashboard Logistik tersebut yakni Pelabuhan Indonesia dan seluruh operator terminal internasional Peti Kemas di Tanjung Priok menyampaikan komitmen penuh untuk mendukung pengembangan dashboard melalui penyediaan data yang relevan dan dibutuhkan untuk kedua indikator tersebut.
Selain itu, disampaikan juga bahwa NPCT2 saat ini sedang dalam tahap pembangunan infrastruktur, sebagai bagian dari perluasan Pelabuhan Tanjung Priok yang merupakan gerbang utama ekspor dan impor Indonesia sehingga dapat mendukung tambahan kapasitas dan efisiensi arus Peti Kemas di Pelabuhan Tanjung Priok secara menyeluruh.
Pengoperasian NPCT2 ke depannya memiliki peran krusial dalam meningkatkan kapasitas penanganan kargo Peti Kemas yang akan memperkuat sistem logistik nasional dan menjadi bagian penting dalam pengukuran kinerja pelabuhan melalui dashboard yang tengah disusun.
“Pertemuan hari ini merupakan pertemuan pertama dan yang nantinya akan ada pertemuan-pertemuan lain untuk melanjutkan diskusi kita pada siang hari ini” pungkas Asdep Pujo Setio. (dep3/aml/fsr)
