Polisi dan Warga Bergas Gotong Royong Bangun Kembali Rumah Warga yang Roboh Diterpa Angin

Gentra Jabar, Semarang – Malam Rabu (22/10/2025) menjadi saat yang tak akan dilupakan oleh Agus Hariyanto (55), warga Dusun Saren, Desa Jatijajar, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang. Angin kencang yang melanda kawasan itu membuat rumah bambu berukuran 6x5 meter miliknya roboh seketika.
Suara genting berjatuhan dan dinding kayu yang runtuh membangunkan Agus sekeluarga di tengah malam. Beruntung, mereka selamat. “Kami semua sedang di kamar sebelah. Begitu dengar suara keras, kami langsung keluar rumah,” tutur Agus, yang sehari-hari bekerja sebagai buruh bangunan.
Kabar robohnya rumah Agus cepat menyebar. Ketua RT bersama perangkat desa segera meninjau lokasi dan melaporkan kejadian itu ke Polsek Bergas. Tak lama berselang, jajaran kepolisian datang membantu proses evakuasi dan membersihkan puing-puing bangunan yang tersisa.
Kapolsek Bergas, AKP Harjono, SH, yang memimpin langsung di lapangan, menyampaikan rasa syukurnya karena tidak ada korban jiwa. “Meski kerugian materi cukup besar, kami bersyukur semua selamat. Setelah melihat kondisi rumah yang roboh, kami bersama warga berinisiatif bergotong royong membantu membangun kembali,” ujarnya.
Tak berhenti di situ, kepedulian pun datang dari Kapolres Semarang AKBP Ratna Quratul Ainy, SIK., M.Si.. Melalui Polsek Bergas, Polres Semarang menyalurkan bantuan bahan bangunan berupa satu truk pasir, sepuluh sak semen, dan baja ringan untuk memperbaiki atap rumah Agus. Bantuan tersebut diserahkan langsung oleh AKP Harjono pada Senin (27/10/2025).
Kapolres Ratna Quratul Ainy mengapresiasi langkah cepat anggotanya dan semangat kebersamaan masyarakat Bergas. “Polri hadir bukan hanya untuk menegakkan hukum, tetapi juga untuk menegakkan nilai kemanusiaan. Kepedulian terhadap sesama seperti ini adalah bagian dari tugas kami menjaga keamanan dan solidaritas sosial,” tegasnya.
Aksi tanggap cepat aparat kepolisian bersama warga ini menjadi bukti nyata bahwa semangat gotong royong masih hidup di tengah masyarakat. Di balik rumah bambu yang roboh, tumbuh kembali harapan baru bukan hanya dalam bentuk bangunan, tapi juga dalam bentuk kehangatan dan kepedulian antarwarga. **Redaksi