program Zero to TPA, Pemerintah kota Cimahi Berjuang Atasi Krisis Persampahan


Gentra Jabar, Kota Cimahi - Wakil Wali Kota Cimahi, Adhitia Yudhistira, menegaskan bahwa pemerintah setempat terus berupaya menyelesaikan persoalan persampahan yang masih menjadi masalah klasik

Menurutnya, hampir seluruh daerah di wilayah Bandung Raya menghadapi permasalahan serupa akibat terbatasnya kapasitas Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti.

Adhitia mengungkapkan bahwa Pemkot Cimahi berkomitmen untuk mencari solusi jangka panjang guna mengatasi masalah persampahan ini. 

Dengan kerja sama dan koordinasi yang baik, diharapkan permasalahan ini dapat diatasi secara efektif dan efisien.

Pemkot Cimahi juga berencana untuk mengoptimalkan pengelolaan sampah, meningkatkan kapasitas TPA, dan menerapkan teknologi pengolahan sampah yang lebih ramah lingkungan. Dengan demikian, diharapkan kualitas hidup masyarakat Cimahi dapat meningkat dan permasalahan persampahan dapat diminimalisir.

“Kita ketahui bersama, hari demi hari TPA Sarimukti terus mengalami overload. Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga terus berupaya agar TPA Sarimukti tetap bisa digunakan oleh kabupaten/kota di wilayah Bandung Raya,” ujar Adhitia saat ditemui media, Rabu (29/10/2025).

Adhitia menjelaskan, kondisi TPA Sarimukti saat ini tidak seideal yang diharapkan. Jumlah ritase truk sampah yang menuju ke TPA tersebut semakin dibatasi sehingga menyebabkan penumpukan sampah di sejumlah wilayah.

“Ini memang masalah klasik. Sarimukti semakin terbatas, tapi kita tidak boleh pasrah. Karena itu, kami terus mendorong program pemilahan sampah di wilayah. Para camat, lurah, serta pengurus RW dan RT kami libatkan untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pemilahan sampah,” jelasnya.

Lebih lanjut, Adhitia mengatakan bahwa Pemkot Cimahi tengah menyiapkan berbagai formula untuk mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA Sarimukti. Salah satunya melalui program “Zero to TPA”.

“Kita punya program Zero to TPA. Program ini harus didukung teknologi. Insyaallah tahun depan kita akan membangun Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) baru di wilayah selatan Cimahi,” ungkapnya.

Menurut Adhitia, saat ini Pemkot Cimahi masih mencari lokasi yang tepat untuk pembangunan TPST tersebut. Namun, ketersediaan lahan menjadi kendala utama.

“Mencari lahan untuk TPST cukup sulit, jadi sementara ini kami berencana menyewa lahan eks-pabrik di wilayah selatan. Prosesnya sedang berjalan, dan semoga di tahun anggaran 2025 bisa terealisasi. Tahun depan, kami akan menambah peralatan agar TPST tidak hanya ada di Sangkuriang (utara), tetapi juga di selatan,” tuturnya.

Adhitia berharap pembangunan TPST di wilayah selatan dapat segera terealisasi tahun depan. Dengan begitu, program pemilahan sampah bisa semakin optimal dan mampu mengurangi volume sampah hingga 40–50 persen.

“Bayangkan, sampah di Cimahi mencapai sekitar 270 ton per hari. Kalau bisa berkurang 50 persen, sisanya bisa kita olah dengan mesin pengolah sampah yang sudah ada di Sangkuriang,” pungkasnya. **Redaksi