Kemenag Gelar Silatnas Aktivis Remaja Masjid Indonesia 2025
Gentra Jabar, Jakarta - Kementerian Agama membina remaja masjid melalui kegiatan Silaturahmi Nasional (Silatnas) Aktivis Remaja Masjid Indonesia (ARMI) 2025. Kegiatan yang diikuti 70 peserta dari berbagai provinsi ini merupakan upaya membentuk generasi muda masjid yang tangguh, disiplin, berilmu, dan berdaya guna bagi masyarakat.
dikutip dari laman Kemenag Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama, Abu Rokhmad, mengatakan, remaja masjid harus menjadi garda terdepan dalam membangun peradaban umat dan bangsa. “Aktivis remaja masjid itu harus gagah, tapi kegagahannya bukan hanya fisik, melainkan gagah dengan ilmu dan akhlak,” ujar Abu dalam arahannya di hadapan peserta Silatnas ARMI 2025 di Jakarta, Sabtu (1/11/2025).
Menurutnya, masjid sejak masa Rasulullah telah menjadi pusat peradaban yang melahirkan generasi unggul, sebagaimana yang dilakukan para sahabat muda di Suffah, teras Masjid Nabawi, yang menghabiskan waktunya untuk belajar dan mengabdi. “Ahli Suffah adalah universitas pertama dalam Islam. Dari masjidlah lahir pemimpin, ulama, dan panglima seperti Usamah bin Zaid, panglima militer termuda pada masa Nabi,” jelasnya.
Abu menekankan, pembinaan remaja masjid tidak cukup hanya dengan kegiatan ritual, melainkan harus disertai dengan penanaman nilai-nilai ilmu, disiplin, dan karya nyata. Ia mengingatkan, masa muda adalah masa dengan energi penuh yang harus diarahkan pada aktivitas positif. “Bahaya kalau anak muda tidak punya aktivitas. Energi yang besar harus disalurkan dalam karya yang bermanfaat bagi masyarakat,” katanya.
Lebih lanjut, Abu berpesan agar remaja masjid terus belajar dan berkontribusi di bidang apa pun yang membawa manfaat bagi umat. “Belajarlah ilmu agama dan ilmu umum. Semua ilmu yang bermanfaat harus dikuasai agar kalian menjadi generasi yang tidak hanya beriman, tetapi juga berdaya dan berdampak,” pesannya.
Sementara itu, Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah, Arsad Hidayat, menyebut, Silatnas ARMI menjadi forum strategis untuk memperkuat peran generasi muda dalam pembangunan bangsa. Menurutnya, para remaja masjid yang hadir umumnya berasal dari generasi Z, generasi yang disebut sebagai game changer karena memiliki potensi besar untuk membawa perubahan dan kemajuan Indonesia ke depan.
"Bonus demografi kita hari ini sebagian besar adalah generasi aktif, termasuk Gen Z. Maka, maju atau tidaknya Indonesia ke depan ada di tangan adik-adik semua,” ujarnya.
Arsad menekankan pentingnya masjid sebagai ruang proteksi moral dan spiritual bagi generasi muda di tengah derasnya arus peradaban digital dan budaya Barat. Ia menilai, keterlibatan aktif Gen Z dalam kegiatan masjid menjadi langkah tepat untuk menjaga nilai keagamaan dan karakter bangsa. “Saya senang sekali melihat anak-anak muda yang masih aktif di masjid. Artinya mereka punya pelindung moral, punya lingkungan yang menjaga dari pengaruh negatif peradaban modern,” tutur Arsad.
Ia juga menggambarkan bahwa generasi Z merupakan digital native yang hidup dalam dunia serba daring dan terkoneksi. Kondisi ini, kata Arsad, bisa menjadi peluang besar bila diimbangi dengan kemampuan mengelola dan memproduksi konten positif berbasis nilai keislaman. “Kita harus belajar mengelola dunia digital dengan baik. Jangan sampai Gen Z hidup di dunia digital tapi berpikir seperti generasi baby boomers,” ujarnya sambil berkelakar.
Menutup arahannya, Arsad mendorong peserta untuk memanfaatkan forum silaturahmi ini sebagai ajang saling mengenal, berbagi inspirasi, dan membangun jejaring nasional antarremaja masjid. Ia berharap muncul berbagai kisah sukses yang bisa menjadi inspirasi bersama, serta tumbuhnya semangat berkompetisi dalam kebaikan. “Remaja hari ini adalah calon pemimpin masa depan. Saya optimis, dengan semangat dan jejaring yang kuat, generasi masjid akan menjadi pilar penting menuju Indonesia Emas 2045,” tegasnya.
Kasubdit Kemasjidan Nurul Badruttamam mengatakan, Silatnas ARMI 2025 menjadi ruang konsolidasi generasi muda penggerak masjid dari seluruh provinsi di Indonesia. “Tahun ini peserta kita hadir dari 34 provinsi, naik signifikan dari tahun sebelumnya yang hanya 15 provinsi,” ungkapnya. Peningkatan ini, lanjutnya, menunjukkan semakin kuatnya antusiasme remaja masjid untuk ikut membangun peran sosial dan dakwah di lingkungannya.
Nurul menyebut, penguatan kapasitas remaja masjid bukan sekadar seremonial, tetapi bagian dari strategi jangka panjang Ditjen Bimbingan Masyarakat Islam dalam membangun ekosistem kemasjidan yang produktif dan berkelanjutan. Ia mencontohkan, pola kegiatan yang dirancang selama tiga hari ini memadukan disiplin spiritual, nasionalisme, dan kepemimpinan sosial.
“Kita ingin remaja masjid tidak hanya aktif di kegiatan ibadah, tapi juga hadir sebagai pelopor kebaikan di masyarakat,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan bahwa kegiatan ARMI tahun ini melibatkan unsur sinergi lintas lembaga, termasuk dukungan dari TNI AL yang turut berpartisipasi dalam kegiatan pembinaan kedisiplinan peserta. Menurutnya, kolaborasi ini penting untuk menanamkan nilai tangguh, disiplin, dan cinta tanah air bagi generasi muda masjid.
“Remaja masjid harus menjadi contoh muslim yang kuat spiritualnya, kokoh moralnya, dan cinta negerinya,” tambahnya.
Selain pembinaan, Nurul memperkenalkan sejumlah program turunan yang akan berlanjut hingga tahun 2026, antara lain Masjid Berdaya Berdampak. Ia berharap, melalui gerakan ini, remaja masjid tidak hanya menjadi penggerak kegiatan keagamaan, tetapi juga berperan aktif dalam digitalisasi dan inovasi kemasjidan. “Kita ingin masjid menjadi pusat gerak sosial dan peradaban, dan anak-anak muda inilah yang akan memegang perannya,” tutupnya.
