Pemkot Cimahi Cegah Putus Sekolah dengan Bantuan SPP dan Seragam Inklusif
Gentra Jabar, KOTA CIMAHI – Pemerintah Kota Cimahi memperkuat peran pendidikan sebagai jaring pengaman sosial dengan menyalurkan paket bantuan pendidikan komprehensif, meliputi pembiayaan SPP dan penyediaan seragam sekolah, yang secara eksplisit bertujuan menihilkan risiko anak putus sekolah di tengah tekanan ekonomi masyarakat.
Inisiatif krusial ini yang digulirkan pada Senin, 15 Desember 2025 tidak hanya mengapresiasi talenta pelajar berprestasi dari jenjang PAUD, SD, dan SMP, tetapi juga memastikan ekuitas akses belajar bagi semua anak, baik yang bersekolah di institusi negeri maupun swasta.
Wali Kota Cimahi, Letkol (purn) Ngatiyana, menegaskan bahwa program ini adalah manifestasi konkret dari kewajiban Pemkot dalam menjamin hak dasar pendidikan. “Ini adalah wujud komitmen kami. Kami memastikan setiap anak di Cimahi dapat bersekolah tanpa terhambat biaya. Bantuan ini mencakup SPP untuk siswa sekolah swasta, karena sekolah negeri SPP-nya sudah dibebaskan,” papar Ngatiyana.
Selain pembebasan biaya pendidikan, Ngatiyana menyoroti bantuan seragam sekolah yang tahun ini difokuskan pada siswa kelas 8 SMP sebagai penyesuaian anggaran. “Kami terus berupaya mengalokasikan anggaran untuk kebutuhan krusial ini. Semoga ke depan, alokasi seragam bisa mencakup semua tingkatan,” ujarnya, sambil menambahkan bahwa Pemkot juga akan terus memfasilitasi pendidikan kesetaraan (Paket A, B, C) untuk menginventarisasi dan menjaring warga yang sempat terhenti pendidikannya.
Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Cimahi, Nana Suyatna, menjelaskan bahwa penyaluran masif ini baru dapat direalisasikan setelah alokasi disetujui melalui Perubahan Anggaran.
Bantuan yang disalurkan meliputi:
Pembiayaan SPP : Khusus bagi siswa TK, SD, dan SMP di sekolah swasta. Program SPP gratis TK merupakan implementasi visi Wali Kota yang baru dimulai tahun ini.
Bantuan Seragam : Prioritas tahun ini untuk siswa kelas 8 SMP, disesuaikan dengan kapasitas fiskal daerah.
Apresiasi Prestasi : Diberikan sebagai insentif dan dorongan bagi siswa yang berprestasi di tingkat kota hingga nasional.
Nana menjamin ketepatan sasaran bantuan. “Kami menggunakan data terintegrasi. Sumber data siswa penerima bantuan berasal dari Dapodik, yang kemudian disinkronkan dengan data sosial ekonomi dari Dinas Sosial,” tegasnya.
Sinkronisasi data ini bertujuan mengurangi beban finansial orang tua, sehingga faktor ekonomi tidak lagi menjadi penghalang bagi anak untuk melanjutkan dan menyelesaikan jenjang pendidikannya. (Annisa)
