Cimahi Jadi Contoh Kolaborasi Pengelolaan Sampah Berkelanjutan Lewat Aksi Nyata Bersih Sampah 2025
KOTA CIMAHI – Pemerintah Kota Cimahi kembali menunjukkan komitmennya terhadap pengelolaan lingkungan berkelanjutan melalui Aksi Nyata Bersih Sampah 2025, yang digelar serentak di 46 kabupaten/kota wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten pada 24–26 Oktober 2025.
Puncak kegiatan di Kota Cimahi berlangsung pada Minggu (26/10/2025) di PT Ayoe Indotama Textile, diawali dengan apel bersama yang dipimpin Deputi Gakkum Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI Irjen Pol Rizal Irawan.
Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan KLH/BPLH, jajaran Pemerintah Kota Cimahi, unsur kewilayahan, dunia usaha, serta masyarakat.
Usai apel, peserta melaksanakan aksi bersih-bersih di sekitar Jalan Joyodikromo, sebagai simbol kolaborasi nyata antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan.
Sekretaris Daerah Kota Cimahi, Maria Fitriana, menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi momentum penting untuk memperkuat pengelolaan sampah dari sumbernya. Ia menegaskan, persoalan sampah tidak akan terselesaikan hanya dengan membuangnya ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
“Membuang sampah tanpa diolah bukan solusi. Kita sudah memiliki program Hari Organik dan Hari Anorganik, banyak bank sampah, dan berbagai kegiatan edukatif lainnya. Semua ini perlu dukungan penuh dari masyarakat agar pengelolaan sampah bisa berjalan berkelanjutan,” ujar Maria.
Maria juga menyoroti pentingnya sinergi dengan dunia usaha. Ia mencontohkan kerja sama Pemkot Cimahi dengan PT Ayoe Indotama Textile, yang aktif memanfaatkan Refuse Derived Fuel (RDF) hasil olahan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Santiong sebagai pengganti bahan bakar batu bara.
Kolaborasi ini dinilai sebagai praktik nyata ekonomi sirkular di sektor industri, yang tidak hanya mendukung pengurangan emisi karbon, tetapi juga memperpanjang siklus hidup sampah melalui pemanfaatan kembali.
Sementara itu, Irjen Pol Rizal Irawan menegaskan bahwa persoalan sampah tidak dapat diselesaikan oleh pemerintah semata. Ia menekankan pentingnya partisipasi aktif seluruh elemen masyarakat.
“Setiap orang rata-rata menghasilkan 0,4–0,5 kilogram sampah per hari. Dengan jumlah penduduk Cimahi lebih dari 500 ribu jiwa, berarti sekitar 250 ton sampah harus dikelola setiap hari bukan sekadar dibuang,” ungkapnya.
Rizal menambahkan, pengelolaan sampah harus dimulai dari rumah tangga dengan membiasakan memilah sampah organik dan anorganik.
Dengan demikian, sampah organik dapat diolah menjadi kompos atau pakan maggot, sementara sampah anorganik bernilai ekonomi bisa disalurkan ke bank sampah atau industri daur ulang.
Melalui kegiatan Aksi Nyata Bersih Sampah, Pemerintah Kota Cimahi menegaskan komitmennya dalam menumbuhkan kesadaran kolektif masyarakat untuk mengelola sampah secara bertanggung jawab.
Upaya ini juga diharapkan dapat mengurangi beban TPA Sarimukti sekaligus memperkuat budaya 3R (Reduce, Reuse, Recycle) di tengah masyarakat.
Kolaborasi lintas sektor yang terjalin antara pemerintah pusat, daerah, dunia usaha, dan masyarakat menjadikan Cimahi sebagai salah satu contoh kota yang serius mewujudkan pengelolaan sampah berkelanjutan dan berorientasi masa depan. **Redaksi
