Wali Kota Bandung Tegaskan Penguatan Peran Kota Kreatif Dunia


KOTA BANDUNG - Pemkot Bandung melalui Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, menegaskan komitmennya untuk terus menyeimbangkan antara pembangunan dan perkembangan ide-ide kreatif di Kota Bandung. Hal itu disampaikan dalam kegiatan Simposium UNESCO Creative Cities Network (UCCN) City of Design Subnetwork di Gedung Center of Art, Design, and Language (CADL) Institut Teknologi Bandung (ITB), Jalan Ganeca, (25/10/2025).

Wali Kota Bandung menyampaikan, sejak tahun 2013 Bandung telah menyadari potensinya di sektor ekonomi kreatif dan terus memperkuat posisinya sebagai pusat kreativitas nasional.

“Bandung menyadari potensinya di sektor ekonomi kreatif dan terus memperkuat perannya sebagai pusat kreativitas nasional,” ujar Farhan.

Ia menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak, baik akademisi, komunitas, maupun pelaku industri kreatif yang telah menjaga Bandung tetap menjadi jantung kreativitas Indonesia.

“Banyak kota lain di Indonesia punya kekuatan luar biasa seperti Medan, Aceh, Padang, Jakarta, Yogyakarta, Solo, Semarang, Surabaya, dan Bali. Tapi Bandung punya ciri khas tersendiri yaitu kolaborasi,” katanya.

Farhan menilai, kegiatan seperti simposium ini menjadi momentum penting untuk mempertemukan gagasan, memperluas kolaborasi, dan memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional, khususnya dalam sektor kreatif dan desain.

“Event kreatif di Bandung bukan sekadar hiburan, tapi wadah di mana ide dan kreativitas bisa dirasakan langsung oleh masyarakat,” ujarnya.

Ia menambahkan, kreativitas tidak boleh hanya dilihat dari sisi ekonomi.

“Kreativitas bukan semata komoditas komersial, esensi kreativitas adalah ruang kebebasan dan kolaborasi,” ungkapnya.

Sementara itu, Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB, Banung Grahita, menjelaskan bahwa sejak tahun 2015 Bandung resmi bergabung dengan UNESCO Creative Cities Network (UCCN) sebagai City of Design.

“Pengakuan ini datang karena potensi Bandung di bidang desain yang didorong oleh banyaknya universitas dan komunitas kreatif di kota ini,” ujarnya.

Menurut Banung, komunitas akademik di Bandung menjadi sumber energi kreatif yang menjaga kota tetap visioner.

“Di ITB, seni dan desain memiliki hubungan erat dengan teknologi, ilmu pengetahuan, dan bisnis. Inilah yang menjadi dasar lahirnya inovasi dan menjadikan Bandung ekosistem kreatif yang dinamis,” jelasnya.

Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB bersama Pemkot Bandung merasa terhormat menjadi tuan rumah pertemuan UNESCO Cities of Design, yang diharapkan memperkuat jaringan dan kolaborasi antar kota kreatif dunia.

“Selamat datang di ITB dan di Bandung, kota di mana kreativitas, desain, dan inovasi berjalan beriringan,” katanya.

Dari sisi internasional, Sekretaris UNESCO Creative Cities Network, Denise Bax, menyampaikan selamat atas 10 tahun penetapan Bandung sebagai UNESCO Creative City of Design serta atas terselenggaranya Bandung Design Week ke-5.

“Kami melihat Bandung sebagai kota dengan energi luar biasa dan semangat kolaborasi yang menginspirasi banyak kota lain di dunia,” ujarnya.

Saat ini terdapat lebih dari 350 kota kreatif di lebih dari 100 negara, termasuk 49 kota yang berfokus pada desain. Denise menambahkan, setiap kota memiliki karakter dan tujuan unik, namun sama-sama menjadikan kreativitas sebagai kekuatan perubahan positif.

Ia menyebut, UNESCO tahun ini memperkenalkan inisiatif global bertajuk Urban Solutions on Culture Driven Sustainable Urban Tourism yang menyoroti peran desain dalam pembangunan berkelanjutan.

“Bandung menjadi salah satu contoh terbaik lewat proyek partisipatif yang melibatkan anak muda dalam co-design ruang publik yang damai dan inklusif,” ungkapnya.

“Desain bukanlah kemewahan, desain adalah kebutuhan untuk membangun masyarakat yang adil, setara, dan berkelanjutan,” pungkas Banung. (Diskominfo Kota Bandung)