Atap 5 Ruang Kelas SMKN Gunung Putri Roboh Dihantam Angin Kencang, 41 Siswa Luka-Luka, Disdik Jabar Pastikan Penanganan Cepat dan Pembangunan Segera Dimulai

Gentra Jabar, KABUPATEN BOGOR Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat (Jabar) bergerak cepat menanggapi insiden robohnya atap lima ruang kelas di SMKN Gunung Putri, Kabupaten Bogor, pada Senin (3/11/2025) sore. Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 14.40 WIB saat kawasan itu diguyur hujan deras disertai angin kencang.

Kepala Disdik Jabar, Purwanto, turun langsung meninjau lokasi bersama Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (PSMK) Disdik Jabar, Edy Purwanto. Berdasarkan hasil peninjauan, atap bangunan roboh akibat tertimpa dahan pohon besar yang patah dan menarik kerangka baja ringan hingga ambruk.

Menurut data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, sebanyak 41 siswa mengalami luka-luka, dan lima di antaranya masih menjalani observasi medis karena mengalami cedera patah tulang. “Seluruh biaya pengobatan korban ditanggung oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Kabupaten Bogor. Amanat Pak Gubernur jelas pastikan anak-anak sehat kembali, ruang kelas segera dibangun, dan pembelajaran bisa berjalan seperti semula,” tegas Purwanto di lokasi kejadian.

Untuk memastikan proses belajar tidak terganggu, Disdik Jabar telah menyiapkan skema pembelajaran daring bergilir bagi siswa SMKN Gunung Putri. Kepala sekolah diminta segera menyusun jadwal kegiatan belajar serta langkah penenangan bagi peserta didik yang terdampak.

Purwanto menargetkan koordinasi dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) serta Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Jabar rampung dalam waktu satu minggu, agar pembangunan ruang kelas dapat segera dimulai.

Selain penanganan darurat, Disdik Jabar juga mengambil langkah pencegahan dengan meminta seluruh sekolah di Jawa Barat melakukan mitigasi terhadap cuaca ekstrem. Pohon-pohon besar di sekitar area belajar diminta segera dipangkas atau ditebang, sementara bangunan yang dinilai tidak layak dihentikan penggunaannya sementara waktu. “Setiap sekolah harus waspada terhadap risiko hujan dan angin kencang. Kondisi seperti ini harus dimitigasi dengan baik,” tegas Purwanto.

Ia juga menyampaikan apresiasi kepada BPBD, Damkar, Polsek, Koramil, Kecamatan, dan Dinas Kesehatan setempat atas respon cepat dalam proses evakuasi dan penanganan korban. “Alhamdulillah, penanganan berjalan cepat. Semua pihak bergerak bersama memastikan keamanan dan keselamatan siswa menjadi prioritas,” ujarnya.

Sebagai tindak lanjut, pada Selasa (4/11/2025) pihak sekolah akan menggelar pertemuan dengan wali murid untuk memberikan penjelasan terkait insiden tersebut serta mensosialisasikan mekanisme pembelajaran sementara selama masa perbaikan gedung. **Red