Cimahi Masuk Tiga Besar Kompetisi Inovasi Jawa Barat Berkat Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat


Gentra Jabar, KOTA ClMAHI – Kota Cimahi kembali mencatatkan prestasi membanggakan di ajang Kompetisi Inovasi Jawa Barat (KIJB) 2025. Melalui program pengelolaan sampah berbasis masyarakat di RW 25 Kelurahan Cibabat, Cimahi berhasil masuk tiga besar nominasi terbaik tingkat provinsi.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi, Chanifah Listyarini, menyampaikan apresiasi kepada warga RW 25 yang telah berperan aktif dalam mengelola sampah rumah tangga secara mandiri. Menurutnya, inovasi warga dalam memilah dan mengolah sampah menjadi faktor utama keberhasilan Cimahi lolos hingga tahap akhir kompetisi tersebut.

“Hari ini kami melakukan verifikasi lapangan di RW 25 Kelurahan Cibabat dalam rangka penilaian KIJB. Alhamdulillah, Cimahi masuk tiga besar setelah melalui beberapa tahapan ekspos dan seleksi,” ujar Chanifah saat ditemui, Rabu (5/11/2025).

Program pengelolaan sampah di RW 25 dinilai inovatif karena dilakukan secara menyeluruh mulai dari pemilahan sampah di rumah tangga hingga pengolahan lanjutannya. Warga setempat telah menerapkan konsep zero waste melalui berbagai kegiatan, di antaranya *budidaya maggot (maggotisasi)* untuk mengolah sampah organik.

Dari hasil pengolahan tersebut, warga berhasil memanfaatkan maggot sebagai *pakan ikan lele dan ayam*, bahkan menjalin kolaborasi dengan RW sekitar untuk memperluas manfaat ekonomi sirkular. “Dampaknya sangat terasa. Jika sebelumnya RW 25 menghasilkan hingga empat gerobak sampah per hari, kini hanya tersisa satu saja. Ini bukti nyata bahwa pengurangan sampah bisa dimulai dari rumah,” jelas Chanifah.

Ia menambahkan, kebiasaan memilah sampah dari rumah kini mulai menjadi budaya di Cimahi. Salah satu inisiatif yang diterapkan adalah ‘Hari Organik’ setiap Senin, di mana masyarakat didorong untuk fokus mengelola sampah organik agar tidak menumpuk di tempat pengumpulan.

DLH Cimahi berharap keberhasilan RW 25 menjadi inspirasi bagi wilayah lain untuk memperkuat gerakan pengelolaan sampah berbasis masyarakat. “Kunci utamanya adalah kesadaran dan tanggung jawab bersama. Sampah harus dipilah dari rumah, bukan di tempat pengumpulan,” tutup Chanifah. **Deri